Header Ads Widget

Sekolah Gak Penting? Begini Tanggapan Andrea Wiwandhana

Foto : Andrea Wiwandhana. (dok/ist)

Jakarta, JejakSiber.com – Pandangan yang mempertanyakan relevansi pendidikan formal semakin banyak digaungkan, terutama di media sosial. Fenomena viral di TikTok seperti "Sekolah nggak penting, mending main crypto" dan pernyataan kontroversial seperti “Sekolah itu scam” yang dilontarkan oleh influencer seperti Timothy Ronald, telah memicu perdebatan panas di kalangan masyarakat. Namun, menurut Andrea Wiwandhana, pendiri CLAV Digital, pendidikan tetap menjadi elemen kunci untuk menghadapi ketidakpastian hidup.

“Kita harus memahami konteks dari pernyataan-pernyataan tersebut. Meskipun ada cara alternatif untuk sukses, pendidikan tetap menjadi alat paling efektif untuk mengurangi ketidakpastian dalam hidup. Pengetahuan adalah kekuatan, dan semakin kita tahu, semakin baik kita dapat membuat keputusan,” ujar Andrea dalam diskusi terbarunya.

Pendidikan: Fondasi di Tengah Fenomena Viral

Fenomena “Sekolah nggak penting, mending main crypto” yang sempat viral di TikTok menunjukkan betapa kuatnya pengaruh media sosial dalam membentuk pandangan anak muda. Dr. Rakhman Ardi, M.Psych, dosen psikologi media dari Universitas Airlangga, menyoroti fenomena ini sebagai salah satu bentuk pencarian identitas di era digital.

“Kematangan emosional dan kognitif pada usia muda belum sepenuhnya terbentuk. Banyak dari mereka belum merasakan krisis atau kegagalan yang sesungguhnya. Media sosial memperkuat ilusi bahwa sukses instan bisa dicapai tanpa upaya keras, terutama dengan mengidolakan figur tertentu,” ujar Dr. Ardi dalam keterangan tertulisnya yang diterima media ini, Sabtu (25/1/25).

Dr. Ardi menambahkan bahwa fenomena ini berisiko besar, terutama bagi generasi muda yang tidak memiliki cukup pengalaman hidup.

“Main crypto atau investasi itu bukan sekadar tren, tapi memerlukan pengetahuan dan analisis yang mendalam. Kalau salah langkah, bisa jadi bencana finansial. Di sinilah pendidikan berperan: untuk membangun kemampuan analitis dan pemahaman yang solid,” tegasnya.

Kritik terhadap Narasi "Sekolah Itu Scam"

Pernyataan Timothy Ronald yang menyebut "Sekolah itu scam" menjadi sorotan, terutama karena semakin banyak anak muda yang mulai meragukan nilai pendidikan formal. Andrea tidak sepakat dengan pandangan tersebut.

“Memang, sistem pendidikan kita tidak sempurna. Namun, menyebutnya ‘scam’ adalah penyederhanaan yang berbahaya. Pendidikan bukan hanya soal gelar, tapi soal membangun kemampuan berpikir kritis, memahami konteks, dan menghadapi tantangan dunia nyata,” ungkap Andrea, yang mendapat gelar MBA dari Universitas Prasetiya Mulya.

Pernyataan Andrea juga menanggapi pandangan Deddy Corbuzier, yang sebelumnya menyatakan bahwa kuliah tidak penting untuk sukses. Dalam sebuah wawancara, Deddy menyebut, “Kuliah itu bukan pondasi dasar untuk sukses”

Andrea menganggap pandangan tersebut kurang memperhitungkan realitas mayoritas masyarakat.

“Saya tidak sepenuhnya setuju dengan pandangan seperti itu. Memang benar, orang bisa sukses tanpa pendidikan formal, tetapi peluangnya jauh lebih kecil. Pendidikan itu memberi kita lebih banyak opsi di tengah ketidakpastian hidup,” tambah Andrea.

Ia juga mengutip contoh tokoh-tokoh sukses yang kerap dijadikan alasan untuk menolak sekolah, seperti Mark Zuckerberg dan Bill Gates.

“Mereka bukan sukses karena mereka tidak kuliah. Mereka sukses karena kecerdasan luar biasa, kerja keras, dan dukungan yang sangat baik. Menganggap bahwa tidak sekolah adalah jalan pintas menuju sukses adalah ilusi,” tambahnya.

Pentingnya Pendidikan di Tengah Perubahan Ekonomi

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka pada lulusan SMA mencapai 9,09%, jauh lebih tinggi dibandingkan lulusan perguruan tinggi yang hanya 5,81%. Hal ini menegaskan bahwa pendidikan formal tetap menjadi salah satu cara terbaik untuk meningkatkan daya saing di pasar kerja.

Laporan dari World Economic Forum (WEF) juga memproyeksikan bahwa 85 juta pekerjaan akan tergantikan oleh otomatisasi pada tahun 2025. Namun, 97 juta pekerjaan baru akan tercipta, yang sebagian besar membutuhkan keterampilan khusus dan pendidikan formal.

Andrea Wiwandhana: Pengetahuan Mengurangi Ketidakpastian

Andrea mengutip filosofi idolanya, Dr. Ryu Hasan, yang menyebut bahwa hidup adalah “perlombaan mengumpulkan energi untuk mengurangi entropi.” Ia menjelaskan, “Semakin banyak pengetahuan yang kita miliki, semakin sedikit ketidakpastian yang kita hadapi dalam hidup. Pendidikan adalah salah satu cara terbaik untuk mengumpulkan energi tersebut.”

Selain itu, Andrea menegaskan pentingnya pendidikan untuk membangun landasan berpikir yang kuat.

“Hidup itu penuh ketidakpastian, dan pendidikan adalah alat untuk menghadapinya. Memang bisa sukses tanpa pendidikan, tapi peluangnya jauh lebih kecil. Kita perlu melihat fakta dan data, bukan hanya mengikuti tren viral,” ujarnya.

Dukungan CLAV Digital terhadap Pendidikan dan Komunitas Mahasiswa

Sebagai pendiri CLAV Digital, Andrea menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan generasi muda. CLAV Digital, sebuah agensi digital marketing yang berbasis di Jakarta, juga mengelola media lokal seperti Bandungkini.com, Jogjakini.com, dan Surabayakini.com. Media ini menyediakan promosi gratis untuk acara kampus, baik yang bersifat akademik maupun non-akademik.

“Kami ingin mahasiswa memiliki akses untuk mempublikasikan kegiatan mereka ke khalayak yang lebih luas. Dengan promosi lintas kota, kami berharap dapat mempererat hubungan mahasiswa di berbagai wilayah,” ujar Andrea.

Sebagai contoh, acara Sola Market 2024 yang diadakan oleh Universitas Padjadjaran diberitakan secara lintas kota di Bandungkini.com, Jogjakini.com, dan Surabayakini.com. Publikasi ini tidak hanya meningkatkan eksposur acara, tetapi juga membangun jaringan yang lebih luas di kalangan mahasiswa.

Menyongsong Masa Depan dengan Pendidikan

Andrea Wiwandhana percaya bahwa pendidikan bukan hanya tentang gelar, tetapi tentang membangun kapasitas diri untuk menghadapi tantangan hidup. “Pendidikan memberikan kita lebih banyak opsi di tengah ketidakpastian. Tren boleh datang dan pergi, tetapi pengetahuan adalah sesuatu yang selalu relevan,” tutupnya.

Untuk informasi lebih lanjut tentang program promosi gratis CLAV Digital untuk mahasiswa, kunjungi Bandungkini.com, Jogjakini.com, atau Surabayakini.com. (*)

Editor : Js