Foto : Jamaluddin Lobang saat mengikuti aksi demonstrasi beberapa waktu lalu di Kota Batam. (dok/ist) |
Batam, JejakSiber.com - Gerakan aksi demonstrasi mahasiswa terkenal dengan idealisnya dan keberpihakan absolut terhadap rakyat. Mahasiswa menjadi tombak terdepan elemen rakyat dalam menentang kebijakan pemerintah pro kapitalis yang memengaruhi kehidupan sosial ekonomi dan politik rakyat.
Dalam gerakan revolusioner yang dilakukan Mahasiswa melalui demonstrasi dan penyampaian pendapat, terkenal pula dengan intelek dan kajian akademis yang dihasilkan dari konsolidasi akademik mahasiswa melalui forum kampus dan organisasi mahasiswa.
Mahasiswa mempunyai banyak organisasi intelek revolusioner dalam dunia gerakan dan aktivis, mulai dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Organisasi Kepemudaan, hingga organisasi eksternal kampus yaitu Cipayung atau Cipayung Plus.
Dalam sejarah singkatnya, Cipayung adalah sebuah aliansi yang terdiri dari berbagai organisasi masyarakat sipil, lembaga swadaya masyarakat, dan individu yang memiliki komitmen untuk mempromosikan dan melindungi Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.
Aliansi Cipayung dibentuk dari pertemuan dengan naungan thema “Indonesia yang Kita Cita-citakan” yang dilaksanakan pada tanggal 21 hingga 22 Januari 1972 di Cipayung, Jawa Barat. Dari pertemuan inilah, lahir sebutan “Kelompok Cipayung” dan tanggal 22 Januari diperingati sebagai hari kelahirannya.
Tujuan utama Aliansi Cipayung adalah untuk mempromosikan dan melindungi HAM di Indonesia, terutama bagi kelompok-kelompok yang rentan dan terpinggirkan, seperti perempuan, anak-anak, dan masyarakat adat. Aliansi ini juga berkomitmen untuk memperjuangkan keadilan sosial, demokrasi, dan good governance di Indonesia.
Cipayung merupakan gabungan 5 organisasi kemahasiswaan yakni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).
Ditinjau dari sejarah awal Cipayung, maka sangatlah disayangkan jika elemen revolusioner terdepan rakyat seperti Cipayung terpecah dan tidak satu misi dalam penegakan HAM dan keadilan.
Jika dilihat dari studi kasus Cipayung Kota Batam, maka tampak lah rasa-rasanya perpecahan itu terjadi dan menjadi bukti bahwa kapitalis masuk kedalam elemen gerakan mahasiswa Untuk membungkam pendapat hingga membatalkan nalar kritis mahasiswa.
Setiap gerakan perlawanan yang dilakukan mahasiswa, Cipayung terkesan tidak pernah maju di publik. Cipayung terpecah dan fokus terhadap kegiatan kaderisasi dan sosialisasi internal dari masing-masing organisasi.
Organisasi yang awalnya gabungan dari beberapa elemen mahasiswa yang disebut Cipayung terpecah dan fokus terhadap organisasinya masing-masing.
Dalam demonstrasi mahasiswa khususnya organisasi eksternal kampus, hanya satu organisasi eksternal mahasiswa yang melakukan gerakan, tanpa dukungan gerakan dari mahasiswa lain untuk menjadi kekuatan besar aksi massa Cipayung Kota Batam.
Satu isu paling panas di Kota Batam, misalkan PSN Rempang Eco City, tidak adanya gerakan aksi mahasiswa Cipayung yang memprotes kebijakan dan penuntutan penyelesaian Hak Asasi Manusia terhadap masyarakat Rempang.
Kemudian, soal isu penyelesaian sampah Kota Batam, soal Polresta Barelang yang menetapkan dua tersangka terhadap karyawan PT MEG yang melakukan penyerangan terhadap warga, soal buaya lepas yang merugikan nelayan, soal kriminalisasi masyarakat Rempang, soal hak buruh, dan soal-soal politik hingga sosial ekonomi masyarakat, tidak pernah tampak Cipayung bersatu untuk menyuarakan segala macam persoalan.
Organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung hanya fokus terhadap kaderisasi tanpa menjalankan kemauan suara rakyat tertindas.
Tidak pernah ada demonstrasi oleh Cipayung, tidak pernah ada pendapat, tidak pernah ada dialektika kebijakan. Kapitalis masuk kedalam sistem gerakan elemen rakyat, yaitu Mahasiswa.
Bersatulah Cipayung, Tombak Suara Rakyat di Tanganmu!
Oleh : Jamaluddin Lobang - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Riau Kepulauan (Unrika) Batam