Foto : Mahasiswa UNESA mengunjungi Maxy Academy dalam rangka konsultasi ide bisnis dalam program Wirausaha Merdeka. (dok/ist) |
Surabaya, JejakSiber.com – Semangat kewirausahaan kembali digelorakan dalam Program Wirausaha Merdeka (WMK) melalui kunjungan mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UNESA) ke Maxy Academy, Minggu (27/10/24).
Kunjungan ini tidak hanya sebagai ajang konsultasi, tetapi juga menjadi titik awal bagi mahasiswa UNESA untuk mengembangkan ide bisnis skincare, terutama produk lipbalm. Produk ini didesain untuk menjawab kebutuhan perawatan diri di kalangan anak muda, khususnya Generasi Z yang semakin peduli terhadap kesehatan kulit dan penampilan.
Tim mahasiswa UNESA yang terlibat dalam pengembangan bisnis lipbalm, termasuk Bima, melihat peluang yang menjanjikan di pasar kosmetik lokal. Menurut Bima, lipbalm merupakan produk yang dapat menjawab kebutuhan sehari-hari dengan menawarkan perawatan bibir yang sehat dan aman.
"Kami melihat bahwa kebutuhan akan lipbalm berkualitas dan ramah di kantong cukup besar, terutama di kalangan Gen Z. Dengan bahan-bahan alami, produk kami dapat membantu menjaga kelembapan bibir tanpa bahan kimia yang keras," ujar Bima, salah satu peserta WMK.
Andy Febrico Bintoro, CTO dan Co-Founder Maxy Academy, yang memandu sesi konsultasi ini, turut memberikan wawasan penting tentang cara membangun dan memasarkan produk kosmetik di segmen anak muda. Ia menekankan bahwa Gen Z sangat kritis terhadap produk yang mereka konsumsi, terutama yang berkaitan dengan kesehatan dan keberlanjutan.
"Generasi Z tidak hanya melihat harga, tetapi juga mempertimbangkan keamanan dan dampak lingkungan dari produk yang mereka gunakan. Jadi, penting bagi tim untuk memastikan bahwa lipbalm ini tidak hanya efektif tetapi juga ramah lingkungan," terang Andy.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya memanfaatkan media sosial sebagai kanal utama pemasaran, mengingat Gen Z adalah pengguna aktif platform seperti Instagram dan TikTok.
Tim mahasiswa UNESA pun merancang produk lipbalm mereka dengan fokus pada kualitas dan bahan alami yang aman. Lipbalm ini akan mengandung bahan-bahan seperti minyak kelapa, madu, dan vitamin E yang terbukti melembapkan bibir sekaligus menutrisi. Selain itu, mereka juga mempertimbangkan aspek ramah lingkungan dengan menggunakan kemasan yang mudah didaur ulang dan ramah lingkungan.
Kolaborasi dalam tim yang terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan juga memberikan tantangan sekaligus kekuatan tersendiri dalam pengembangan produk. Nisya, salah satu anggota tim, mengungkapkan bahwa kerja sama antaranggota dengan latar belakang yang berbeda memberikan ide-ide baru untuk pengembangan produk.
"Kami belajar banyak dari perbedaan kami, mulai dari formulasi produk hingga strategi pemasaran. Hal ini membantu kami menciptakan produk lipbalm yang unik dan relevan dengan kebutuhan pasar," jelas Nisya.
Tahap konsultasi ini merupakan bagian dari proses pre-immersion dalam Program Wirausaha Merdeka, di mana mahasiswa menyusun strategi bisnis dan memperdalam pemahaman tentang pasar sebelum memulai uji coba produk secara langsung di pasar dalam tahap immersion. Tahap immersion ini diharapkan dapat menguji efektivitas produk dan strategi pemasaran yang telah dirancang.
Dengan tekad kuat, Bima dan tim berharap bahwa produk lipbalm ini dapat membawa dampak positif dan memenuhi kebutuhan konsumen di Indonesia.
"Kami tidak ingin berhenti pada ide saja. Harapan kami, lipbalm ini dapat menjadi produk yang diminati dan memberikan manfaat bagi banyak orang, terutama di kalangan anak muda," tutup Bima dengan optimis.
Untuk mengikuti perkembangan ide bisnis ini dan program lainnya, kunjungi sosial media atau blog Maxy Academy, di mana perjalanan inovasi dan inspirasi mahasiswa terus dibagikan. (*)
Editor : Js