Header Ads Widget

2 Oknum Polisi Terdakwa Kasus Narkoba di Rohil, Selamat Sempurna Sitorus : "Harusnya Vonis Maksimal"

Foto : Selamat Sempurna Sitorus. (dok/ist)

Rohil, JejakSiber.com - Penyalahgunaan narkotika masih menjadi ancaman serius di Indonesia, dan dianggap sebagai kejahatan yang berbahaya, karena merusak karakter dan fisik generasi muda dan masyarakat.

Kejahatan tersebut juga dikaitkan dengan sejumlah kejahatan lain, seperti pencurian, perampokan, dan pencucian uang. Kejahatan narkotika di Indonesia semakin berkembang dan mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Pro kontra terkait sanksi pidana yang dijatuhkan terhadap pengguna narkotika oleh Pengadilan sering menjadi perdebatan ditengah masyarakat, sebagian masyarakat menganggap ganjaran hukuman yang dijatuhkan kepada terdakwa tidak cukup efektif dan tidak memenuhi unsur rasa keadilan.

Mengingat maraknya penyalahgunaan narkotika di tanah air, publik menilai sanksi pidana penjara yang dijatuhkan oleh pengadilan terkesan tidak membuat efek jera para pelaku penyalahgunaan narkotika.

Pro kontra ini juga terjadi ditengah publik khusunya masyarakat Rokan Hilir, Provinsi Riau, sejak dijatuhkannya vonis hakim terhadap dua terdakwa oknum anggota Polres Rohil yang terlibat tindak pidana narkotika yang di putus oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Rokan Hilir (PN Rohil) pada Rabu (7/8/2024) lalu, dengan menjatuhkan pidana kepada kedua terdakwa selama 7 tahun, denda 1 milliar subsider 6 bulan penjara.

Walaupun perkara ini belum mempunyai kekuatan hukum tetap karena dua terdakwa dalam sidang masih mengajukan pikir pikir terhadap putusan hakim tersebut, dan dipastikan masih akan mengajukan upaya hukum banding dan kasasi terhadap putusan tersebut. Namun vonis hakim ini menjadi pembicaraan di tengah masyarakat khusunya di Rokan Hilir.

Dari berbagai kalangan masyarakat yang diperoleh awak media, sebagian warga menilai bahwa vonis hakim yang dijatuhkan sudah sesuai dengan perbuatan kedua oknum polisi tersebut.

"Kan dua terdakwa oknum polisi itu sudah pasti di pecat, apa lagi!, cukup lah hukuman bagi mereka putusan itu," ujar seorang warga kepada rekannya disalah satu warung Kopi di Ujung Tanjung, Sabtu (10/8/24).

Disisi lain, sebagain warga juga menyatakan bahwa vonis itu cukup ringan dan dinilai tidak memberikan rasa adil di tengah masyarakat.

"Vonis itu saya rasa terlalu ringan, terdakwa kan polisi, harusnya lebih berat lah, tak ada efek jera nya, nanti orang berbuat itu lagi," ucap salah satu warga yang juga sedang ngopi santai di salah satu warung kopi di Ujung Tanjung.

Para pengunjung warung kopi saat pagi itu tampak saling memberikan pendapatnya masing masing terkait vonis kasus tersebut.

Dengan adanya pandangan dan pendapat yang menjadi perdebatan di publik terhadap kasus tersebut, awak media ini mencoba meminta tanggapan dan pandangan dari salah seorang Advokat/Pengacara di Rokan Hilir, yakni Selamat Sempurna Sitorus, S.H, M.H., CPM.

"Menurut hemat saya, memang putusan tersebut masih terkesan belum memberikan efek jera, bukan berarti pertimbangan hukumnya balas dendam. Sebab dasar yang saya sampaikan bahwa perbuatan yang dilakukan oleh seorang oknum penegak hukum yang bertugas sebagai Polisi di Polres Rokan Hilir artinya mereka lebih paham tentang tindak pidana tersebut," kata Selamat Sempurna Sitorus, Minggu (11/8/24).

Selamat Sempurna Sitorus yang merupakan Pimpinan Law Office (Kantor Hukum) S3MPURNA & REKAN yang berkedudukan di Jalan Lintas Riau-Sumut, Dusun Pematang Padang, Kepenghuluan Ujung Tanjung, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau itu menuturkan, "Mirisnya lagi, mereka secara bersama-sama dalam merencanakan tindak pidana tersebut dan mereka lebih paham dan tau bahwa perbuatan mereka baik mengkonsumsi atau mengedarkan atau transaksi barang haram narkotika tersebut sangat di benci oleh negara atau musuh besar negara," ujar Pengacara ternama di Rokan Hilir itu.

Lanjut Selamat Sempurna Sitorus, "Memang hal ini belum ada aturan yang mengatur secara khusus. Namun jika merujuk dalam Pasal 52 KUHPidana seharusnya hukuman para terdakwa di tambah satu pertiga dari terdakwa orang  biasa. Terletak pada keadaan jabatan dan kualitas Pejabat atau Pegawai Negeri tersebut," jelasnya sembari mengatakan bahwa sebenarnya dirinya tidak mengetahui secara jelas fakta yang terungkap dalam persidangan.

Sebagai saran dan harapannya kedepan, Selamat Sempurna Sitorus berharap kasus ini bisa menjadi pembelajaran dan contoh terhadap masyarakat dan khusus teruntuk Aparat Penegak Hukum (APH) yang terlibat melakukan tindak pidana narkotika, "Menurut pertimbangan saya, seharusnya di hukum dengan ancaman hukuman maksimal," pungkasnya.

Masih kata Selamat Sempurna Sitorus, "Apalagi terdakwa terbukti secara sah bersama-sama ketempat hiburan menggunakan bersama-sama persekongkolan dalam melakukan kejahatan secara bersama-sama hingga ada orang lain yang menjadi korban meninggal dunia dalam menggunakan narkotika tersebut," tegas Pengacara muda yang telah banyak menangani perkara di berbagai Pengadilan Negeri baik di Rokan Hilir maupun di PN lain tersebut.

Di akhir tanggapannya, Selamat Sempurna Sitorus memaparkan, "Nah, dalam pandangan atau pendapat saya, kasus ini jika dikaitkan apa yang terjadi, adanya kondisi yang mencerminkan adanya unsur Mens Rea (niat jahat) reaktif mendatangi tempat hiburan secara bersama-sama dalam melakukan kejahatan narkotika," tutup Selamat Sempurna Sitorus dengan menjelaskan sedikit pandangan hukum terhadap perkara tersebut. (Red)

Editor : Js