Foto : Juru bicara (Jubir) Jaringan '98, Ricky Tamba. (dok/ist/ig) |
Jakarta, JejakSiber.com - Problematika digitalisasi kian kompleks, terlebih di era kekinian, kemajuan digital dan teknologi dapat melemahkan sebuah bangsa bila tak mampu beradaptasi dan berinovasi. Sebagai jejaring aktivis pergerakan reformasi.
Jaringan '98 optimis bahwa Indonesia memiliki modal sosial yang kuat untuk menjadi bangsa berdaulat dan maju di bidang digital dan teknologi, guna memakmurkan rakyat menuju Indonesia Emas 2045.
Juru bicara (Jubir) Jaringan '98, Ricky Tamba menyebutkan bahwa Indonesia memiliki ratusan juta anak muda yang mengikuti perkembangan zaman dan aktif di media sosial serta berbagai aplikasi multiplatform, ini merupakan potensi yang besar yang sangat dipahami oleh berbagai kekuatan asing, dapat menjadi sebuah kekuatan dahsyat di dunia masa depan.
"Yang mestinya menjadi atensi para elite serta seluruh pemerhati, bagaimana mengatasi dan mencari solusi bagi berbagai problematika digitalisasi dan finansialisasi, sehingga Indonesia tak hanya menjadi pangsa pasar semata, tapi menjadi pemain handal dalam pertarungan ekonomi-politik global yang sangat dipengaruhi kemajuan digital dan teknologi," kata Ricky Tamba, melalui pesan elektronik kepada media, Selasa (2/7/24).
Dalam hal peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS), lanjutnya, adalah momentum penting bagi Indonesia untuk kian berbenah, beradaptasi dan berinovasi.
Berdasarkan penilaian Jaringan '98, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi sudah berada di jalan yang tepat dengan berbagai terobosan program kementerian serta kerjasama dengan berbagai negara besar dan perusahaan digital dunia seperti Google, Microsoft, X (Twitter) dan lain sebagainya.
"Baru menjabat setahun, Budi Arie Setiadi berhasil memberikan gairah dan angin segar tak hanya bagi para pelaku bisnis digital, tapi juga membuka ruang bagi kreativitas anak muda dan Usaha Kecil Menengah dan Mikro (UMKM)," ujar Ricky Tamba.
Terlebih kata Ricky Tamba, Menkominfo yang baru ini sangat luwes bergaul dan mendengarkan aspirasi berbagai kalangan guna perbaikan kedepan, "Dinamika pro-kontra pasti ada, terlebih pasca peretasan PDNS, yang sebenarnya fondasinya dibangun di era menteri sebelumnya. Jadi ibaratnya, yang sekarang mesti 'cuci piring dan beres-beres' banyak hal," tegas Jubir Jaringan '98 yang akrab dipanggil Ritam itu.
Terkait kebijakan melawan judi online (judol) dan pinjaman online (pinjol) ilegal, Jaringan '98 berpendapat bahwa perintah Presiden RI, Joko Widodo melalui Menkominfo adalah sangat strategis, karena judol dan pinjol ilegal dengan daya rusaknya dapat melemahkan ketahanan dan kedaulatan bangsa.
Bahkan menurut Ricky Tamba, data resmi sudah jutaan orang terjerat dengan nilai perputaran uang hingga ratusan triliun rupiah, akibat iming-iming mendapatkan uang dengan jalan pintas.
"Perang modern tak hanya perang moneter dan siber, tetapi juga perang cortex, di mana kekuatan asing mempengaruhi pemikiran dan mental sebuah bangsa, agar mudah ditundukkan dan dikuasai. Judol dan pinjol ilegal ini ditengarai juga menjadi bagian dari hal ini. Karena bila utamanya generasi muda telah terjerat, menjadi malas dan mudah mengambil jalan pintas hingga tak produktif, maka bangsa Indonesia akan lebih mudah dikendalikan," tambah Ricky.
Jaringan '98 berharap, Menkominfo terus bekerja keras membangun ekosistem digital Indonesia yang kian handal sebagai bagian dari mewujudkan kedaulatan dan kemajuan bangsa. Cara-cara yang kreatif inovatif mesti dilakukan agar mampu menggalang seluruh potensi khususnya di kalangan generasi muda.
"Kami yakin, dengan latar belakang sebagai aktivis dan mantan jurnalis, Menkominfo mampu berakselerasi kian cepat dan tepat, bekerjasama dengan lintas kementerian/ lembaga terkait. Dialog-dialog dan literasi digital mesti kian dimasifkan, bahkan mesti merangkul banyak anak muda yang cerdas-cerdas di bidang digital dan teknologi, yang kerap disebut sebagai hacker cracker, sehingga menjadi bagian dari kekuatan digital yang dahsyat. Ayo Menkominfo bisa! Gaspol benahi dan majukan dunia digital Indonesia!," tutup Ricky Tamba. (*)
Editor : Js