Foto : Kepala Sekolah (Kepsek) SMK Negeri 7 Batam, Kepulauan Riau, NURSYA'BANI, M.Pd. (dok/ist/net) |
Batam, JejakSiber.com - Kepala Sekolah (Kepsek) SMK Negeri 7 Batam, Kepulauan Riau, NURSYA'BANI, M.Pd. diduga menyalahgunakan anggaran dana Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) yang seharusnya untuk keperluan pendidikan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh awak media ini di lapangan, sebelumnya terdapat berita mengenai nilai anggaran Dana BOS yang diterima sebesar Rp. 3.700.000.000 (tiga miliar tujuh ratus juta rupiah).
Salah satu warga sekolah yang tidak ingin disebutkan namanya (sebut saja Sumber) menyebutkan, sebelumnya sempat melihat berita mengenai Kepala sekolah (Kepsek) SMKN 7 Batam yang tidak melaporkan anggaran Dana BOS sebesar 3,7 M.
"Berdasarkan berita yang pernah muncul di media digital itu, 3,7 M anggaran Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang belum dilaporkan pihak sekolah menjadi sebuah permasalahan," ujarnya, Jumat (24/5/24).
Warga sekolah yang merupakan sumber media ini mengatakan bahwa pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah, menggunakan anggaran dana SPP itu untuk membeli mobil dinas sekolah.
"Setiap unit disekolah kan selalu mengajukan kebutuhan unitnya masing-masing seperti alat praktik siswa, ruangan yang rusak, nah itu pengajuan dan perbaikannya lama sekali, tapi hal-hal yang tidak terlalu penting dan sifatnya tidak urgensi malah diproses lebih cepat, misalnya seperti membeli mobil dinas sekolah, mobil itu kan hanya digunakan untuk kepentingan pejabat sekolah saja, tidak semua warga sekolah bisa menggunakannya," katanya.
Di sisi lain, Sumber mengungkapkan kerusakan atap perpustakaan yang bocor cenderung tidak pernah diproses, padahal sebelumnya sudah pernah dilakukan pengajuan perbaikan.
"Tidak ada perbaikan hingga saat ini, malah lapangan rumput futsal yang sudah ada diperbaiki lagi dan ditambah lagi lapangan rumput baru, sedangkan ruangan untuk anak yang penting saja tidak diperbaiki, mobil yang sifatnya tidak terlalu urgensi saja dibeli," keluhnya.
Lanjut Sumber, siswa yang membayar uang sekolah justru tidak mendapatkan ruangan kelas yang layak karena kekurangan kelas.
"Sehingga belajarnya ada yang di musholla ada juga di perpustakaan karena kekurangan ruangan, siswa itu tidak mendapatkan fasilitas yang sesuai dengan uang sekolah yang mereka bayar," ungkapnya.
Sumber juga mengeluhkan Kepala Sekolah SMKN 7 Batam yang membangun aula yang baru untuk keperluan guru, yakni menyatukan seluruh guru dalam ruangan yang sama dari masing-masing unit.
"Kami punya aula sebelumnya dan masih bagus, namun aula ini mau digunakan menjadi ruang guru, dan dibuat aula yang baru sebagai gantinya, ini kan mubadzir, seharusnya ini bisa menjadi ruang kelas untuk siswa," ungkapnya.
"Sebelumnya guru kan sudah punya ruangan masing-masing di tiap unitnya, sedangkan anak-anak masih ada yang tidak mempunyai kelas," keluhnya lagi.
Hingga berita ini diterbitkan, awak media ini masih berupaya melakukan konfirmasi kepada Kepala Sekolah SMKN 7 Batam dan Dinas terkait guna memperoleh informasi lebih lanjut. (Jul)
Editor : Js