Foto : Berdasarkan hasil survei Populix, Akulaku adalah aplikasi paling diminati di Indonesia. (dok/ist) |
Jakarta, JejakSiber.com - Survei Populix baru-baru ini meluncurkan hasil riset terkait kecenderungan pinjaman online (pinjol) di Indonesia. Terungkap bahwa pinjaman online memiliki kontribusi signifikan dalam perekonomian Indonesia, dengan total pembiayaan mencapai Rp.52,7 miliar pada Juni 2023 lalu.
Dalam survei berjudul "Unveiling Indonesia’s Financial Evolution: Fintech Lending and Paylater Adoption" oleh Populix, ditemukan bahwa 41% dari responden pernah menggunakan pinjaman online. Mayoritas pengguna pinjaman online ini adalah laki-laki dan milenial yang tinggal di Pulau Jawa.
Co-Founder dan CEO Populix, Timothy Astandu, mengungkapkan, hasil survei menunjukkan bahwa dua per tiga responden pernah memanfaatkan layanan pinjaman online.
"Mereka menyatakan bahwa kemudahan dalam proses peminjaman dana yang ditawarkan oleh aplikasi pinjaman online menjadi alternatif yang menarik sebagai sumber pembiayaan, terutama sebagai modal bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)," kata Timothy Astandu kepada media ini, Jumat (27/10/23).
Pinjaman Online Terpopuler
Hasil survei dari Populix menunjukkan bahwa 66% dari responden menggunakan pinjaman online kurang dari sekali sebulan. Dari persentase tersebut, 70% mengakui hanya menggunakan satu aplikasi.
"Aplikasi pinjaman online yang paling populer berdasarkan survei ini adalah Akulaku, dengan 46 persen dari total responden," ujar Timothy Astandu.
Disusul oleh Kredivo 43%, EasyCash 18%, dan AdaKami 18%, meskipun berada di posisi ke-10 dalam daftar aplikasi yang dikenal oleh responden, SPinjam menduduki posisi ke-5 dalam daftar aplikasi yang paling sering digunakan.
Sebanyak 13 persen dari responden menyatakan bahwa mereka paling sering menggunakan aplikasi ini untuk mengajukan pinjaman.
Adapun dalam hal nominal pinjaman, 65% dari responden memiliki cicilan pinjaman online kurang dari Rp.1 juta per bulan. Selain itu, jumlah maksimum tagihan yang dimiliki oleh responden dalam satu waktu adalah sebesar Rp.3 juta.
Timothy menyatakan bahwa hal ini menggambarkan bahwa pendekatan masyarakat Indonesia terhadap pinjaman cenderung berhati-hati, terutama untuk mengatasi keterbatasan anggaran dan mengurangi risiko.
Terbanyak Modal Bisnis
"Hasil survei Populix ini menemukan bahwa maraknya penggunaan Pinjaman Online oleh masyarakat sebagian besar diarahkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang mencapai 51% dari total responden," jelas Timothy Astandu.
Alasan lain penggunaan pinjaman online diperuntukan sebagai modal bisnis 41%, kemudian disusul membeli perlengkapan pendukung pekerjaan 25%, dana pendidikan 23%, gaya hidup dan hiburan 22%, serta kesehatan (13%).
"Menurut Populix, alasan masyarakat memilih aplikasi pinjaman online tertentu adalah karena kecepatan pencairan dana 77%, memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 72%, proses registrasi yang mudah 52%, dan memiliki tingkat bunga yang rendah 50%," pungkasnya.
Timothy menambahkan preferensi ini menekankan pentingnya bagi penyedia layanan pinjaman online untuk mengutamakan aksesibilitas, kecepatan, dan mendapatkan izin dari pemerintah, "Hal ini supaya nasabah dijamin keamanannya," tutup Timothy Astandu. (***)
Editor : Js