Foto : Sekolah SMKN 1 Situbondo yang berada di Desa Kotakan, Kecamatan Kota Sutubondo, Kabupaten Situbondo, Jatim (dok/Hfz/ist) |
Situbondo, JejakSiber.com - Terhendus dugaan pungli dana Biaya Penunjang Operasional Penyelenggaraan Pendidikan (BPOPP) oleh oknum Kepala Sekolah SMKN 1 Situbondo untuk Pegawai Tidak Tetap (PTT).
Informasi dan data yang didapat oleh awak media ini, diketahui kurang lebih ada 25 PTT penerima bantuan dana BPOPP, masing-masing penerima mendapatkan dana Rp.900.000,- (sembilan ratus ribu rupiah) yang langsung masuk ke rekening Bank Jatim tiap bulannya.
Namun, ketika uang tersebut sudah cair, Kepala Sekolah merintahkan uang itu untuk dikembalikan lagi ke sekolah melalui Tata Usaha (TU) sekolah.
Modus warisan dugaan pungli yang dilakukan di lingkungan Sekolah SMKN 1 Situbondo ini, diduga sudah berlangsung lama. Sejak dari Kepala Sekolah yang lama pada tahun 2020 dan dilanjut oleh Kepala Sekolah yang sekarang.
Jika dirincikan, selama 3 tahun atau 36 bulan dikali Rp.900 ribu dan dikali 25 penerima PTT, dana tersebut mencapai jumlah yang fantastis, yaitu Rp.810.000.000,- (delapan ratus sepuluh juta rupiah).
Hal itu dibenarkan oleh salah satu guru yang tidak mau disebutkan namanya, sebut saja Mr. X. Ia mengatakan, yang mendapatkan dana tersebut hanya PTT yang langsung masuk kerekening pribadinya sejumlah Rp.900 ribu.
"Sebetulnya itu bukan pemotongan, melainkan dikembalikan lagi, dikembalikannya pun 100% dikembalikan ke sekolah. Jadi setelah masuk ke rekening pribadi, kemudian setelah itu uang yang sudah masuk ditarik kembali dan di setorkan ke sekolah sejumlah Rp.900 ribu," ujar Mr. X ketika dimintai keterangan oleh awak media ini, Senin (4/9/23).
Ia juga mengungkapkan, bahwa uang tersebut langsung disetorkan ke TU bendahara sekolah, setelah uang itu sudah disetorkan, ada sebagian dikembalikan, namun hanya Rp.350 ribu dan Rp.500 ribu, tapi juga ada yang tidak dikembalikan sama sekali.
Saat ditanya sisa uang tersebut dibuat apa, dia mengatakan, "Aaahhh.... Itu dia yang menjadi persoalan, kalau pihak Sekolah alokasi dana tersebut terbuka dan transparan, tentunya kita tidak bertanya-tanya," ucapnya dengan nada kecewa.
Lebih lanjut dikatakan oleh Mr. X itu, "Kalau soal penerima itu komplain, yang jelas komplain, sangat keberatan kalau hak penerima di ambil, tapi yang jelas saya melihat dari teman-teman PTT ini merasa takut untuk melakukan pelaporan," pungkasnya.
Mr. X itu juga menjelaskan, bahwa dugaan pungli dana BPOPP untuk PTT tersebut telah berlangsung sejak sebelum kepala sekolah SMKN 1 Situbondo yang sekarang menjabat, sementara, hingga saat ini sudah menjabat lebih kurang 8 bulanan berjalan.
"Selama ini Kepsek belum ada penjelasan dana tersebut digunakan untuk apa, cuman bahasa dia itu hanya meneruskan kembali agenda Kepsek yang lama. Kalau dia bilang meneruskan kembali, sekarang ini di sekolah tidak ada honorer, kok semuanya sudah ke back-up oleh pemerintah, apa lagi yang mau dibayarkan?," ucap Mr. X itu sembari bertanya.
Sembari menutup wawancara dengan media ini, ia menambahkan, "Terkait persoalan tersebut, dibilang salah atau tidak, kalau dilihat dari segi hak, hak yang wajib alokosinya diterima oleh PTT dan disuruh kembalikan lagi, ya salah lah, kanapa harus ditarik dan dipotong? jelas-jelas itu hak mereka. Maksud dan tujuan saya mengungkap persoalan ini biar sekolah itu lebih baik kedepannya, biar tidak ada dusta diantara kita. Biar ada efek jera untuk sekolah dan ini bisa menjadi cambuk buat sekolah-sekolah yang lain biar tidak semena-mena kepada GTT atau pun PTT yang ada disekolah," pungkas Mr. X.
Dugaan pungli dana tersebut semkain kuat dari pernyataan Yono selaku Satpam SMKN 1 Situbondo yang juga PTT penerima dana BPOPP tersbut, ia mengatakan bahwa dirinya mamang menerima uang tersebut yang masuk ke rekeningnya. Namun uang itu dikembalikan ke TU Sekolah.
"Iya, saya juga dapat uang itu Rp.900 ribu mas tiap bulannya, tapi uang itu disuruh kembalikan lagi ke sekolah, saya dikasih dari sekolah Rp.350 ribu," ucap Yono dengan mimik wajah ketakutan.
Senada juga dikatakan oleh salah satu PTT yang enggan disebutkan namanya, ia mengungkapkan, bahwa dirinya juga mendapatkan dana tersebut namun uang yang diterimanya itu disuruh dikembalikan utuh Rp.900 ribu, dia tidak mendapatkan haknya sepeserpun.
"Betul mas, saya juga dapat dana BPOP itu, tapi saya takut mau mengatakan persoalan ini mas, saya takut diberhentikan. Teman-teman yang lain juga takut, kita dipaksa disuruh bungkam jangan sampai ada omongan persoalan ini diluar apa lagi ke wartawan, kita semua ini seakan-akan terintimidasi mas," ungkapnya.
Sementara itu, Susiana selaku Kepala Sekolah SMKN 1 Situbondo saat ditemui di ruangan kantornya mengatakan, "Yang jelas kami tidak bisa memjelaskan dan menjawab persoalan dana BPOPP ini, kami sudah melaporkan persoalan ini ke Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di Bondowoso. Silahkan nanti langsung komunikasikan ke Pak Kacabdin," kata Susiana, Selasa (5/9/23).
Ketika disinggung, betul atau tidak ada pungutan dana BPOPP yang diterima oleh PTT, dan atas perintah siapa ada pengembalian dana tersebut?, dia tetap berkilah terkesan menutupi dan melemparkan persolaan tersebut ke Kacabdin.
"Sampean tanya ke yang ngasih informasi mas, sekali lagi saya tidak bisa menyampaikan, karna dana BPOPP ini bukan ranahnya sampean tapi ranahnya dari BPKAD, kami ada atasan kami, yaitu pak Kacabdin silahkan langsung tanya ke atasan kami Kacabdin," ujarnya lagi.
Atas pernyataan Kepala Sekolah SMKN 1 Situbondo, Mr. X kembali angkat bicara, dirinya mengatakan sangat nampak bahwa kepsek berbohong dan sangat jelas menutupi persoalan itu.
Mr. X mengaku merasa lucu jika Kepsek tidak mengetahui persoalan tersebut, pasalnya, kata dia (Mr. X_red) jelas-jelas ada percakapan Kepsek di grup WhatsApp Sekolah yang nama grup nya "Tas Cinta Damai"
Dalam percakapan tersebut tertulis dari salah satu TU sekolah yang bertulisan "Ass. Hari ini ada saldo masuk BPOPP Rp.900.000 seperti biasa terimakasih" dan juga ada percakapan Kepsek Susiana tertulis "Mohon disikapi dengan bijaksana, sesuai kesepakatan".
"Saya berharap Kepsek harus terbuka tentang persoalan ini, dan jangan mengintimidasi 25 PTT tersebut, haknya sudah diambil masih ditakut-takuti, tolong kembalikan semua hak mereka yang diambil, dia juga punya keluarga yang harus dipenuhi kebutuhan sehari-harinya," tegas Mr. X lagi kepada awak media ini, Rabu (6/9/23).
Menindak lanjuti pernyataan Kepala Sekolah Susiana, yang juga melibatkan Kacabdin untuk menanyakan langsung, awak media ini mencoba melakukan konfirmasi by phone kepada Kacabdin.
Saat dihubungi awak media melalui pesan WhatsApp untuk wawancara, Kacabdin hanya merespon, "Mohon maaf dinas diluar," jawab Kacabdin dengan singkat.
Hingga berita ini diterbitkan, media ini masih terus berupaya menggali informasi tambahan terkait dugaan pungli dana BPOPP tersebut. (Hfz)
Editor : Js