Foto : Tim Trauma Konseling Unrika Turun Langsung ke Lokasi Bencana di Pulau Kasu. (dok/ist/hum) |
Batam, JejakSiber.com – Tim trauma konseling Universitas Riau Kepulauan (Unrika) Kota Batam turun langsung ke lokasi musibah terjadinya bencana angin puting beliung beberapa waktu lalu, tepatnya di Pulau Kasu, Kecamatan Belakang Padang, Kota Batam, Rabu (28/6/23) kemarin.
Kehadiran tim trauma konseling Unrika ke lokasi tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap keadaan masyarakat, terutama guna memulihkan rasa trauma anak-anak pasca terjadinya bencana angin puting beliung yang menimbulkan berbagai kerugian terhadap masyarakat yang berdomisili di Pulau Kasu.
Hal itu disampaikan oleh Dr. Ramdani, S.Pd., M.Pd., M.H. selaku Koordinator tim yang juga turut mendampingi tim trauma konseling Unrika ke lokasi.
"Kala itu relawan yang tergabung dalam tim trauma konseling Unrika menyalurkan donasi bagi mayarakat serta melakukan trauma healing kepada anak anak yang terdampak bencana angin puting beliung," kata Dr. Ramdani melalui keterangan tertulisnya yang disampaikan kepada redaksi media ini, Rabu (12/7/23) malam.
Foto : Tim Trauma Konseling Unrika saat memberikan penghiburan maupun edukasi kepada anak-anak yang ada di Pulau Kasu pasca terjadinya bencana angin puting beliung. (dok/ist/hum) |
Selain itu, relawan tim trauma konseling Unrika juga memberikan hiburan melalui serangkaian kegiatan menyenangkan, seperti permainan edukasi, bernyanyi, mendongeng, serta berbagai hal-hal menarik lainnya yang dianggap dapat membuat anak-anak bisa melupakan peristiwa tersebut.
Trauma healing merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan relawan tim trauma konseling saat berada di lokasi bencana. Trauma healing adalah suatu proses pemberian bantuan berupa penyembuhan untuk mengatasi gangguan psikologis seperti kecemasan panik, dan gangguan lainya karena lemahnya ketahanan fungsi-fungsi mental yang dimiliki individu.
"Relawan tim trauma konseling Unrika mewujudkanya dengan cara memberikan hiburan kepada warga setempat, khususnya anak-anak agar trauma pasca bencana bisa terobati, dan mereka tidak takut lagi untuk beraktivitas secara normal," ujar Ramdani yang juga merupakan salah satu Dosen pengajar di Unrika itu.
Melalui keterangan tertulisnya, Ramdani menyebutkan bahwa pihak warga yang diwakili oleh Ketua RT setempat menyampaikan rasa terimakasih dan berantusias menyambut kedatangan tim relawan.
"Beliau juga menyampaikan harapan agar kegiatan ini dapat dilanjutkan dan dapat memberikan dampak positif bagi korban terdampak bencana terutama anak-anak," pungkas Ramdani menirukan perkataan Ketua RT.001 Pulau Kasu itu.
Lebih lanjut disampaikan Koordinator tim trauma konseling Unrika itu, trauma healing pada warga yang merasakan masa sulit akibat tertimpa bencana perlu untuk dilakukan, karena menurut Ramdani, mereka cenderung akan dihantui rasa cemas yang berlebihan apabila bencana tersebut datang kembali.
"Trauma healing dapat menjadi langkah rehabilitasi yang tepat bagi para korban bencana untuk bisa menyembuhkan diri dari tragedi memilukan pasca bencana. Peran trauma healing adalah mampu mengalihkan pikiran buruk terhadap bencana agar warga tidak berlarut-larut dalam kesedihan serta bisa mengambil hikmahnya. Dalam prosedurnya, mereka akan diajak melakukan kegiatan yang menyenangkan sehingga bisa melupakan trauma terhadap bencana," pungkasnya.
Kegiatan trauma healing yang dilakukan oleh tim trauma konseling Unrika itu dapat terwujud atas kerjasama dari Program Studi Bimbingan Konseling Unrika, Unit Pengumpul Zakat Unrika, Lembaga Dakwah Kampus, Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKIN) wilayah Provinsi Kepulauan Riau, Ikatan Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Indonesia (IMABKIN), Himpunan Mahasiswa, dan BEM yang ada di lingkungan Unrika.
"Ini merupakan aksi perdana, kedepannya kegiatan seperti ini akan terus kita lanjutkan dalam melaksankan misi kemanusiaan," ucap Dr. Ramdani.
Selain menggalang donasi dan menyalurkannya, tugas tim trauma konseling Unrika, kata Ramdani juga lebih mengarah kepada bantuan psikologis terhadap anak-anak, remaja, dan masyarakat yang terdampak bencana melalui kegiatan trauma healing seperti terapi bermain, storytelling, dan lain sebagainya.
"Harapanya, dengan adanya aksi ini dapat meringankan penderitaan yang dialami saudara-saudara kita yang sedang berduka, secara khusus warga masyarakat yang berdomisili di Pulau Kasu," tutup Ramdani. (Red/Jamal)
Editor : Js