Foto : Masyarakat Situbondo Resah, Beredar Pupuk Mirip Kemasan Bersubsidi Berisi Material Bangunan. (dok/ist/Hfz) |
Situbondo, JejakSiber.com - Petani di Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur diresahkan dengan beredarnya pupuk diduga palsu. Kemasannya mirip dengan pupuk bersubsidi jenis NPK Phonska. Warna pupuk terlihat berbeda dan lebih pudar dari pupuk asli.
Parahnya lagi, isi pupuk tersebut tidak seperti biasanya, isi di dalam pupuk diduga di oplos dengan material bagunan, pasalnya kemasan pupuk tersebut berisi pecahan genteng, pecahan asbes, batu kerikil, arang dan batu kapur.
Pupuk diduga palsu itu beredar di Desa Bungatan, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo. Petani membeli pupuk tersebut dari kios yang berada di perbatasan Desa Blitok dan Bungatan, kios tersebut juga menjual di atas harga (HET), yakni seharga Rp.125.000,- (seratus dua puluh lima ribu rupiah) sampai Rp.130.000,- (seratus tiga puluh ribu rupiah) per 50 kilogram.
Salah satu warga Desa Bungatan, Kut Rasulin, kepada awak media ini mengatakan, "Saya beli pupuk itu di kios Misyono di Dusun Blitok Desa Blitok, saya kaget setelah diberitahu menantu saya saat mau mupuk jagung di sawah, pupuk itu isinya seperti krikil, pecahan kramik dan coral semen," ujar Rasulin, Senin (19/6/23).
Lanjut Rasulin, "Sebelum-sebelumnya saya belum pernah beli pupuk isinya seperti itu, waktu saya beli, isinya normal butiran kecil-kecil, tidak seperti ini, 1 karung isinya bulat besar-besar seperti material bagunan, 1 karung 40 Kg saya beli dengan harga 130 ribu rupiah, kalau seperti ini saya rugi dan bagaimana kalau tanaman jagung saya tidak berkembang akibat pupuk ini, dan siapa yang bakal tanggung jawab?," ujarnya sembari bertanya dengan wajah sedih.
Senada dengan Rasulin, Anam Ferdian yang merupakan cucu menantu dari Rasulin menjelaskan, "Begini mas, sekitar jam 07.00 pagi saya sama kakek ke sawah untuk memupuk jagung, namun setalah karung pupuk itu saya buka, kok ada yang janggal, pupuk itu isinya biasanya teksturnya kecil. Kalau ini gak mas, isinya besar-besar seperti batu, bahkan isinya bermacam macam mas, ada seperti koral, batu kapur dan semen yang sudah beku," ucap Ferdian.
Ferdian juga menjelaskan, "Setelah isinya seperti itu, saya langsung pulang dari sawah ngambil hp, tak video buat bukti mas, dan saya sudah koplain ke pemilik kios. Dia bilang pupuknya memang seperti ini padat namun setelah tak kasih tahu batunya, dia diam," pungkasnya.
"Saya berharap dari penegak hukum dan pemerintah Kabupaten Situbondo atau Dinas terkait segera ambil tindakan, biar tidak merugikan masyarakat khususnya para petani," ujar Ferdian.
Sementara itu, Misyono selaku pemilik kios pupuk saat diwawancari di rumahnya mengatakan, "Kalau pupuk dari atas, saya tidak tahu isinya seperti apa, cuman kalau bentuknya seperti batu, ya saya tidak tahu juga kayak apa didalamnya, saya ngambil pupuk itu di CV. Karunia, sebelumnya belum ada kejadian seperti ini. Tapi, tadi ada orang sini ke kios memberi tahukan ke saya kalau pupuknya kok seperti batu, saya bilang, ini bukan batu nak, ini pupuk cuman keras," ucap Misyono menceritakan.
Berdasarkan pantauan awak media JejakSiber.com saat turun ke lokasi, dengan jelas fakta di lapangan bahwa pupuk tersebut saat dilarutkan ke air memang betul itu adalah batu kerikil, pecahan genteng, asbes, material bagunan dan batu kapur. (Hfz/S-One)
Editor : Js
Bersambung...