Foto : Kapolres Taput, AKBP Johanson Sianturi. (dok/ist/medan.tribunnews.com) |
Taput, JejakSiber.com - Diberitakan sebelumnya, salah satu warga Siborongborong, bernama Fransisco Hutasoit tewas usai ditikam di sebuah warung yang berlokasi di Desa Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Minggu (5/3/23) malam.
Menindaklanjuti peristiwa naas yang merenggut nyawa pria lajang itu, Kapolres Taput, AKBP Johanson Sianturi memberikan keterangan bahwa tewasnya pemuda yang memiliki nama lengkap Andreas Fransiskus Hutasoit itu akibat dari tindak pidana pengeroyokan sekelompok orang.
Seperti dilansir realitasonline.id pada tanggal 6 Maret 2023, Kapolres Taput menjelaskan bahwa peristiwa penganiayaan tersebut mengakibatkan 1 orang meninggal dunia, 1 orang luka berat dan 1 luka ringan yang terjadi di Desa Siborongborong I, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, pada Minggu tanggal 5 Maret 2023 sekira pukul 21.00 WIB.
Penganiayaan terjadi berawal dari adanya selisih paham antara inisial CH, CL dan RH, saat mengendari sepeda motor dengan berbonceng 3, di Jalan Butar, Desa Siborongborong I, Kecamatan Siborongborong, Minggu 5 Maret 2023 sekira pukul 20.23 WIB.
Saat itu CH, CL dan RH cekcok dengan kelompok yang belum diketahui identitasnya, karena hampir bersenggolan. Dalam percekcokan tersebut, CH dan teman-temanya melakukan penganiayaan ringan dengan kelompok tersebut. Namun saat itu masalah bisa diselesaikan dengan perdamaian.
Selanjutnya pihak CH dengan temannya melanjutkan perjalanan dan singgah minum tuak di warung milik Goklas Hutasoit, tepatnya di Jalan Butar, Desa Siborongborong I, Kecamatan Siborongborong (tempat kejadian). CH dengan kedua temannya minum bersama di warung tersebut dengan Andreas Fransiskus Hutasoit (korban_red) dan pemilik warung.
Kemudian, selang beberapa lama, 6 orang kelompok yang berselisih paham tersebut mendatangi warung tuak tempat korban minum dengan mengendarai 2 unit sepeda motor.
Tiba-tiba di warung tersebut terjadi perkelahian, salah satu dari kelompok tadi mendatangi lokasi dengan melakukan penganiayaan dan melukai tiga orang, yakni Andreas Fransiskus Hutasoit (26) warga Desa Siborongborong I, Candro Lubis (26) warga Desa Sitampurung, Kecamatan Siborongborong, dan Goklas Hutasoit (27) warga Desa Siborongborong I, Kecamatan Siborongborong.
Setelah tiga orang yang berada di warung tersebut terluka, selanjutnya kelompok yang belum diketahui identitasnya itu pergi meninggalkan warung, sementara ketiga korban yang terluka dilarikan ke Rumah Sakit Santa Lucia Siborongborong untuk melakukan pertolongan terhadap korban.
Dari peristiwa itu, Kapolres Taput menyebutkan bahwa luka-luka yang dialami korban sangat parah, sehingga pihak Rumah Sakit Santa Lucia merujuk Andreas Fransiskus Hutasoit dan Candro Lubis ke Rumah Sakit di Medan.
Disaat pihak keluarga membawa kedua korban menuju Kota Medan, ditengah perjalanan, Andreas Fransiskus Hutasoit menghembuskan nafas terakhir karena diduga akibat luka yang dialami sangat parah.
Sementara itu, korban Candro Lubis masih menjalani perawatan di salah satu Rumah Sakit di Medan. Sedangkan korban Goklas Hutasoit yang mengalami luka ringan diperbolehkan pulang dan menjalani pemulihan di rumahnya.
"Saat ini mayat korban sedang dilakukan autopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk kepentingan penyelidikan," kata Johanson Sianturi dikutip media ini dari website realitasonline.id, Selasa (7/2/23).
Johanson Sianturi menuturkan, sebagai bentuk upaya proses hukum terkait peristiwa yang menghebohkan masyarakat itu, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa orang guna mencari petunjuk, "Kita sudah memeriksa 7 orang saksi untuk kepentingan penyelidikan," pungkasnya.
Kapolres Taput juga menyebutkan bahwa pihaknya telah mengantongi identitas pelaku dan diminta untuk segera menyerahkan diri sebelum dilakukan pengejaran.
Seperti yang disampaikan oleh pihak keluarga korban sebelumnya, Janri Pasaribu yang merupakan abang sepupu dari korban (Andreas Fransiskus Hutasoit_red) berharap agar pihak kepolisian dapat segera menangkap pelaku dan mengusut tuntas peristiwa naas tersebut.
"Saya berharap aparat kepolisian segera menangkap pelaku yang menikam adik saya itu dan memproses secara hukum yang seadil-adilnya, soal motif penikaman ini kami dari pihak keluarga mengesampingkan itu, yang pasti dari kejadian itu nyawa adik saya sudah melayang," kata Janri Pasaribu saat ditemui awak media ini di tempat kediamannya diseputaran Nagoya, Lubuk Baja, Kota Batam, Senin (6/3/23). (Red)
Editor : Js