Batam, JejakSiber.com - Mantan Gubernur Provinsi Kepri pertama, Drs. H. Ismeth Abdullah menyatakan bahwa dirinya akan mencalonkan diri menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
Saya bukan sebagai Gubernur, tapi sebagai anggota DPD, karena usia udah lanjut, jadi saya ingin membaktikan diri sebagai anggota DPD, supaya lembaga DPD bisa memberikan manfaat bagi rakyat di Kepri," kata Ismeth Abdullah saat diwawancarai awak media ini.
Pernyataan itu disampaikan usai menghadiri acara Diskusi Buku salah satu tulisan dari Assc Prof. Dr. Andi Muhammad Asrun, S.H., M.H. yang berjudul "Menguji Kewenangan Mahkamah Konstitusi dengan Anotasi Putusan Nomor 72/PUU-XVII/2019: Lanjutan Program Tabungan Hari Tua dan Program Pembayaran Pensiun oleh PT Taspen (Persero)" di Aula Mini Universitas Riau Kepulauan (Unrika), Kota Batam, Sabtu (4/3/23).
Ditanya soal dukungan dari beberapa warga yang masih menginginkan beliau menjadi Gubernur Kepri kembali, ia berpendapat untuk pejabat eksekutif itu perlu regenerasi.
"Saya menghargai pendapat itu, namun karena untuk menjadi pimpinan itu perlu tenaga muda, jadi saya percayakan kepada yang muda, itu perlu, dan saya memilih lembaga legislatif yang namanya DPD, karena DPD itu dipilih oleh orang per orang," ujar Ismeth.
Pria kelahiran Cirebon, Jawa Barat pada tanggal 29 September 1946 itu menuturkan bahwa salah satu syarat untuk pencalonan dirinya maju sebagai calon anggota DPD RI itu sudah terpenuhi, yaitu dari segi dukungan Kartu Tanpa Penduduk (KTP) warga Kepri.
"Sedang dalam proses pencalonan, dukungan KTP sudah lengkap, tinggal pendaftaran saja," ucap mantan Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam ke-5 itu dengan optimis.
Ismeth Abdullah yang merupakan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta itu mengatakan, salah satu motivasi yang menjadi alasannya untuk maju sebagai calon DPD RI pada pemilu 2024 nanti, ingin memberikan manfaat bagi rakyat.
"Kita ingin memperkuat lembaga DPD, DPD itu harus memberikan manfaat bagi rakyat langsung, karena anggota DPD itu bukan partai politik, anggota nya adalah orang per orang yang dipilih oleh rakyat," pungkasnya.
Sehingga, menurut alumni Economic Development Institute of the World Bank, Washington DC, Amerika Serikat itu, DPD itu harus meneruskan masalah-masalah yang dihadapi oleh rakyat ke pemerintah pusat, dan DPD harus memberikan solusinya.
"Jadi bukan hanya sidang rapat-rapat saja di pusat, tapi juga kongkrit ada hasilnya bagi masyarakat di daerahnya, jadi DPD harus lebih kuat lagi," tegas Ismeth yang merupakan suami dari Aida Zulaika Nasution itu.
Seperti dilansir wikipedia.org, Ismeth Abdullah pernah ditunjuk sebagai Ketua Batam Industrial Development Authority (BIDA) oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 29 Juni 1998. Badan ini dibentuk oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1971.
Dibawah kepemimpinan Ismeth Abdullah sebagai Ketua BIDA, Batam telah menarik lebih dari 400 Penanam Modal Asing (PMA) senilai US$ 1,4 miliar dimana jumlah perusahaan asing tersebut meningkat dua kali lebih banyak (dari 300 hingga 700) selama lima tahun, ketika Indonesia tengah pulih dari krisis ekonomi. Pencapaian ini terwujud berkat usaha dia dalam mempromosikan pelayanan BIDA yang professional dan transparan kepada seluruh pihak baik swasta maupun investor.
Disisi lain, sebelum mengukir prestasi di Batam, Ismeth Abdullah pernah menjadi Pimpinan Harian (Administrator) Dewan Penunjang Ekspor (Exportkspor Support Board) pada Oktober 1989 hingga Juli 1998 yang merupakan badan nasional yang dibentuk oleh Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia dalam rangka penyediaan bantuan teknis di bidang produksi, pemasaran, dan tenaga ahli kepada Usaha Kecil dan Menengah sebagai komoditas ekspor.
Selama periode kepemimpinan Ismeth Abdullah pada badan tersebut, lebih dari 1.000 Usaha Kecil dan Menengah memperoleh keuntungan atas program tersebut.
Disamping itu, Ismeth Abdullah juga memiliki wawasan yang luas di berbagai sektor, dari kebijakan keuangan, termasuk empat tahun sebagai Direktur Pemasaran di Bank Bukopin, bank yang cukup kredibel di Indonesia.
Kemudian, kontribusi terpentingnya terhadap beberapa asosiasi dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), telah membawa keseimbangan terhadap kepemimpinannya di sektor publik dan swasta.
Sehingga, berdasarkan pengalamannya yang cukup banyak, Ismeth Abdullah sering kali diminta untuk berbicara dalam beberapa seminar dan konferensi nasional maupun internasional.
Berkat perannya dalam mempromosikan Usaha Kecil dan Menengah secara kooperatif, Ismeth Abdullah dianugerahi Medali Penghormatan “Satyalancana Pembangunan” yang merupakan Medali Penghargaan Pembangunan, yakni medali dalam bidang pelayanan pemerintahan atas kontribusinya terhadap perkembangan ekonomi dan pembangunan, pada tanggal 14 September 2000 lalu oleh Pemerintah Indonesia.
Selain itu, pada tanggal 14 Agustus 2003 yang silam, dalam memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-58, Presiden Republik Indonesia menganugerahi Bintang Jasa Utama kepada Ismeth Abdullah. Penghargaan terhormat ini merupakan penghargaan tertinggi yang menandai kemajuan visinya dan pencapaiannya dalam mengembangkan industri berbasis teknologi di Kota Batam. (Js)
Editor : Red