Foto : Kondisi jalan rusak di Jalan Sei Binti, Kelurahan Tanjung Uncang, Kecamatan Batu Aji, Kota Batam, tepatnya di depan PT Palma, Simpang 3 menuju arah Pelabuhan Rakyat Sagulung. (dok/ist/Jml) |
Batam, JejakSiber.com – Beberapa tahun belakangan, Pemerintah Kota Batam sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan infrastruktur maupun pelebaran jalan.
Namun, dibalik itu, masih ada beberapa titik ruas jalan yang hingga saat ini masih terlihat rusak, bahkan terkesan tidak pernah tersentuh pembangunan oleh pihak pemerintahan daerah.
Hal itu berdasarkan pantauan awak media ini di lapangan, salah satunya di Jalan Sei Binti, Kelurahan Tanjung Uncang, Kecamatan Batu Aji, Kota Batam, tepatnya di depan PT Palma, Simpang 3 menuju arah Pelabuhan Rakyat Sagulung.
Sebagai bentuk kekesalan masyarakat terhadap pihak pemerintah, warga setempat menanami sejumlah pohon pisang di lokasi jalan rusak dan berlubang yang sedang digenangi air karena curah hujan yang deras beberapa hari belakangan ini.
"Kami tanam pohon pisang ini sebagai bentuk kemarahan kepada pemerintahan," kata Opu Is, saah satu warga setempat saat diwawancarai awak media ini di lokasi kejadian, Selasa (28/2/23).
Sementara itu, Ismail bin Ibrahim selaku Ketua RW.019 Sei Binti, Kelurahan Tanjung Uncang mengatakan bahwa kondisi jalan rusak itu sudah terjadi selama 1 tahun terakhir, "Ada 4 titik jalan rusak yang ada, akibat hujan, kondisi jalan disini pun tergenang dan kian berlubang," ujar Ismail.
Ismail menuturkan bahwa jalan tersebut adalah satu-satunya akses warga dalam menjalankan aktivitas sehari-hari dan juga akses karyawan sekitar perusahaan yang ada.
"Bahkan masyarakat yang tinggal di daerah pulau seperti Pulau Buluh itu rata-rata mereka lewat jalan rusak itu, harapan kita kan karena ini akses kita semua, kita berharap besar pada pemerintah, karena 7 bulan yang lalu di jalan ini sudah pernah ada kejadian lakalantas yang menelan korban jiwa meninggal dunia," tutur Ketua RW itu kepada media ini.
Ketika ditanya terkait penanaman pisang di ruas jalan rusak tersebut, Ketua RW mengaku tidak mengetahui hal itu sama sekali, "Tetapi saya meyakini ini adalah bentuk kemarahan dari warga," pungkasnya.
Ismail mengungkapkan bahwa penambalan jalan rusak juga dilakukan kurang merata, "Jalan rusak ini menyulitkan pengendara melintas," ujarnya.
Di lokasi jalan rusak, salah satu pengguna jalan yang sempat diwawancarai awak media ini mengatakan bahwa kerusakan jalan tersebut membutuhkan perbaikan lebih lanjut.
Pasalnya, menurut pria yang enggan menyebutkan namanya itu mengatakan bahwa jalan yang rusak berlobang membuat pengendara kesulitan mengendarai kendaraan, bahkan saat pulang kerja menyebabkan kemacetan.
"Saya harap ini segera diperbaiki lah, karena pulang kerja kami juga kemacetan bahkan ini membahayakan keselamatan," ucap pria paruh baya itu saat diwawancarai awak media ini, Selasa (28/2/23).
Hal senada juga diungkapkan oleh M. Ikhsan selaku warga tempatan bahwa jalan rusak yang sudah berlangsung selama 1 tahun terakhir itu memiliki 4 titik dan sudah memakan korban jiwa, diantaranya 1 meninggal dunia dan 3 kritis.
"Ini sudah berlangsung selama setahun dan memakan 3 korban kritis dan 1 nyawa melayang, makanya bentuk antisipasi masyarakat, kita pernah melakukan iuran seikhlasnya untuk memperbaiki jalan ini agar menghindari kecelakaan, iuran ini pun kami lakukan seikhlasnya tanpa bantuan dari pemerintah," ucapnya dengan wajah kecewa.
Terkait mediasi terhadap pihak pemerintah setempat, M. Ikhsan mengaku memang belum pernah dilakukan terhadap Kelurahan ataupun instansi terkait.
"Tapi memang pernah dari dinas bina marga turun untuk memperbaiki, tetapi mereka hanya meratakan saja setelah itu tidak pernah mereka lanjutkan dan dibiarkan saja sampai hari ini," pungkasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, media ini belum dapat melakukan konfirmasi kepada pihak pemerintah terkait kerusakan jalan tersebut guna mendapatkan penjelasan sesuai dengan harapan warga setempat. (Jamal)
Editor : Js