Foto : Grafik Kaisar Sambo Konsorsium 303. (dok/ist) |
Medan, JejakSiber.com - Berbuntut dari kasus tewasnya Brigadir Novriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo pada bulan Juli 2022 lalu yang benar-benar menyita perhatian publik, kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri terlihat semakin menurun.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Pemuda Katolik Komisariat Daerah Sumut, Parulian Silalahi, yang mengatakan, sepertinya publik sudah tidak percaya lagi dengan keterangan resmi dari Kepolisian, justru terkesan lebih mempercayai keterangan yang tidak resmi (yang tidak diketahui sumbernya darimana).
"Dengan beredarnya grafik "Kaisar Sambo Konsorsium 303" yang mencatut beberapa nama dari jajaran anggota kepolisian, sehingga publik mulai bertanya tanya akan kebenaran dari informasi tersebut," kata Parulian saat dimintai tanggapan oleh media ini terkait beredarnya grafik yang beredar di medsos.
Lebih lanjut dikatakan Parulian, saat ini masyarakat sudah mulai mengkait kaitkan aksi Kapolda Sumut, Irjen Pol Panca Simanjuntak dengan pengrebekan rumah judi online di Medan pada tanggal 9 Agustus 2022 dan dilanjutkan dengan pengeledahan rumah bos besar judi online tanggal 19 Agustus 2022 kemarin di Komplek Perumahan Cemara Asri Medan.
"Apakah ini terkait dengan perintah tegas Kapolri ataukah karena nama Kapolda Sumut tercatut dalam flayer yang beredar tentang keterlibatan Kapolda Sumut dalam konsorsium 303 Fredy Sambo?," ujar Parulian sembari bertanya.
Terkait hal itu, Parulian menuturkan, "Tentu ini menjadi perhatian publik di Sumatera Utara, maka kami merasa bahwa Kapolda Sumatera Utara perlu segera menyampaikan keterangan secara resmi agar isu ini tidak beredar semakin liar tanpa bisa dipertanggungjawabkan," tutur Parulian melalui WhatsApp pribadinya, Selasa (23/8/22).
Masih kata Parulian, "Jika kita urut kejadian mulai dari peristiwa pembunuhan brigadir J, dengan tersangkanya Irjen FS, lalu dibubarkannya satgassus yang dipimpin FS, terkuaknya tentang komsorsium 303 dimana FS menjadi kaisarnya, dan terakhir perintah tegas Kapolri dan akan mencopot siapapun pejabat yang berani bermain diarea 303, hal ini membuat seluruh jajaran Polri dari tingkat mabes sampai polres bergerak cepat untuk membuka tabir perjudian di wilayah hukum masing masing," ucap Parulian Silalahi.
Namun demikian, menurut Parulian Silalahi, langkah yang diambil oleh Polda Sumut itu sudah benar, dengan membongkar praktik perjudian besar di Kota Medan.
"Tentu kedepan dengan harapan tidak tebang pilih, karena masih ada beberapa tempat di wilayah hukum Sumatera Utara yang praktik perjudian nya sangat terbuka, kita yakin masyarakat juga tau tempat tempat tersebut," pungkasnya.
Di akhir keterangannya, Parulian berharap agar Kapolda Sumut juga memberikan tanggapan yang terang benderang tentang flayer yang beredar dan tercatutnya namanya disana.
"Agar kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian kembali meningkat, mengingat kejadian baru baru ini sudah membuat kepercayaan publik terhadap polri sangat jatuh," tutup Parulian.
Sementara itu, hingga berita ini diterbitkan, media ini belum dapat melakukan konfirmasi kepada Kapolda Sumut terkait hal itu, guna mendapatkan informasi yang lebih jelas. (Red)
Editor : Js