Foto : Thomas Yeferson Lature, mantan aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Provinsi Sumut. (dok/ist/Rn) |
Batam, JejakSiber.com - Belasan mahasiswa Universitas Putra Batam yang berlokasi di Tembesi, Kelurahan Kibing, Kecamatan Batu Aji, Kota Batam harus gagal kembali wisuda di tahun 2022 ini.
Pasalnya, diduga ada ketidak transparansi dari pihak Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan (BAAK) Universitas Putra Batam kepada para mahasiswa nya.
Hal itu disampaikan oleh Thomas Yeferson Lature kepada awak media saat ditemui di seputaran Batam Center, Kota Batam, Kamis (25/8/22) kemarin.
Thomas yang juga sebagai mantan aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Provinsi Sumut itu mengatakan, sebelumnya dia didatangi oleh beberapa orang mahasiswa Putra Batam untuk meminta arahan atas kegagalan mereka memasuki meja hijau.
Berdasarkan pengakuan para mahasiswa tersebut kepada Thomas, bahwa mereka sudah dua kali mengajukan judul skripsi serta sudah mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing dan kaprodi, akan tetapi masih terancam gagal untuk mengikuti wisuda.
"Memang ada persyaratan yang ditentukan oleh pihak kampus, yaitu "turnitin" tidak melewati di atas 25% nilai hasil skripsinya antara mahasiswa A dan B, jika melewati 25% memang harus gagal, tetapi adik adik kita ini justru mendapatkan nilai 23%, berarti di bawah 25%, saat di print, hasil yang keluar juga 23%, seharusnya layak untuk melaju ke meja hijau," kata Thomas dihadapan beberapa awak media.
Thomas menuturkan, sudah mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing dan kaprodi, serta nilai turnitin yang mereka miliki 23%.
"Saya sebagai mantan mahasiswa curiga serta diduga bahwa BAAK ini sengaja merusak generasi bangsa agar tidak dapat melanjutkan kuliah atau opsi lain agar mahasiswa tersebut berlama lama agar pembayaran uang semester berjalan terus," ungkap Thomas dengan nada kecewa.
Menanggapi hal itu, Thomas berharap agar para mahasiswa tersebut bisa lolos dan dapat mengikuti meja hijau.
"Kasihan orang tua mereka, selalu diberi harapan palsu dari anaknya, bahkan ada adik kita itu yang gagal sampai 2 kali, semoga tahun ini mereka bisa wisuda," ujar mantan aktivis BEM itu mengakhiri obrolannya dengan awak media.
Terkait hal itu, awak media ini mencoba melakukan konfirmasi secara langsung ke Universitas Putra Batam yang beralamat di Tembesi, namun sayangnya pihak Universitas enggan menemui wartawan yang telah menunggu sekitar 2 jam di depan kampus tersebut.
Bahkan, berkali kali mencoba untuk melakukan konfirmasi melalui pesan WhatsApp, tetap tidak ada jawaban kongkrit terkait masalah penundaan wisuda terhadap mahasiswa itu dari pihak Universitas Putra Batam Tembesi.
Hingga berita ini diterbitkan, media ini belum mendapatkan keterangan resmi dari pihak Universitas Putra Batam Tembesi. (Roy)
Editor : Js