Samosir, JejakSiber.com - Terkait peristiwa perselisihan antara Wakapolres Samosir, Kompol Togap M. Lumbantobing, S.H., M.H. dengan Pastor Paroki Gereja Katolik Santo Antonio Maria Claret Tomok, RD. Sabat Saulus Nababan, Kamis (16/6/22) kemaren.
Menanggapi hal itu, Pemuda Katolik Komisariat Daerah (Komda) Sumut mengecam penghinaan yang dilakukan oleh Wakapolres Samosir terhadap seorang Pemuka Agama Katolik itu.
"Sikap arogansi Wakapolres Samosir tersebut sangat menciderai hati segenap umat Katolik. Kami tidak terima martabat seorang Pastor diobok-obok oleh seorang oknum Polisi di depan umum, di mana harusnya polisi hadir untuk menjaga martabat itu," tegas Parulian Silalahi, S.E. selaku Ketua Pemuda Katolik Komda Sumut dalam keterangan persnya setelah dikonfirmasi media ini melalui pesan WhatsApp pribadinya.
Parulian Silalahi meluapkan kekecewaannya terhadap oknum Perwira Menengah Polri itu, "Atas tindakan verbal yang sangat merendahkan martabat rohaniawan Katolik tersebut, kami dari Pemuda Katolik Komda Sumut meminta Kapolda Sumut Irjen. Pol. Drs. R.Z. Panca Putra Simanjuntak, M.Si. untuk meminta maaf kepada umat Katolik secara terbuka," ujarnya.
Ketua Pemuda Katolik Komda Sumut itu mengatakan, "Permintaan maaf Kapolda Sumut kami minta secara lembaga," pungkasnya.
Namun, kata Parulian, permintaan maaf secara pribadi tidaklah cukup, karena apa yang dilakukan oleh Kompol Togap M. Lumbantobing adalah tindakan lembaga polisi yang sangat arogan terhadap masyarakat demi menyenangkan para pejabat di kepolisian.
"Mana jargon POLRI yang PRESISI itu? Jangan hanya sebatas jargon. Tunjukkan pada masyarakat bahwa POLRI sudah berubah menjadi humanis. Buang sudah cara-cara lama mendidik masyarakat," tegas Parulian dalam keterangan persnya, Minggu (19/6/22).
Tak tanggung-tanggung, pihaknya juga meminta kepada Kapolda Sumut agar memberi tindakan tegas terhadap anak buah yang bertugas sewenang wenang di lapangan, "Terkhusus untuk Kompol Togap M. Lumbantobing, kami minta segera dicopot dari Jabatan Wakapolres Samosir," ucap Parulian Silalahi.
Dalam siaran pers yang turut dibubuhi nama Sekretaris Pemuda Katolik Komisariat Daerah Sumut, Sandrak Manurung itu menjelaskan bahwa hati masyarakat Samosir secara khusus umat Katolik telah tersakiti atas peristiwa tersebut.
"Pencopotan terhadap Wakapolres Samosir adalah obat bagi hati masyarakat Samosir khususnya umat Katolik yang hatinya sudah tercabik-cabik karena orang yang sangat dihormati masyarakat dipermalukan dan dihina," tutup Ketua Pemuda Katolik Komda Sumut itu mengakhiri keterangan tertulisnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, bahwa Wakapolres Samosir telah menyampaikan permohonan maaf kepada Pastor Sabat Nababan secara pribadi, akan tetapi masyarakat sepertinya masih merasa kurang puas akan hal itu.
"Dalam kebesaran jiwa, dan hati yang teduh saya katakana saya memaafkan bapak, tetapi masyarakat yang menyaksikan peristiwa itu akan menilai sendiri. Bagi saya tidak ada persoalan atas peristiwa itu, tetapi masyarakat akan mempersoalkannya," demikian kata Pastor Sabat Nababan saat Wakapolres Samosir datang meminta maaf ketempat kediamannya. (Red)
Editor : Js