Foto : Bangunan milik Pemkab Lingga yang diduga dikuasai oleh salah satu pengusaha secara pribadi. (dok/Sm) |
Lingga, JejakSiber.com - Pasar yang di bangun dengan mengunakan anggaran APBD Kabupan Lingga yang bertujuan untuk meningakatkan perekonomian masyarakat di Kelurahan Senayang, Kecamatan Senayang terkesan dikuasai oleh salah seorang pengusaha secara pribadi.
Pasalnya, pasar itu dijadikan gudang matrial bangunan dan sembako oleh salah satu pengusaha, hal itu terlihat berdasarkan pantauan awak media ini bahwa di lokasi tampak tumpukan besi bangunan berada persis di depan teras gedung pasar tersebut, Senin (28/2/22).
Di lokasi pasar tersebut, salah seorang masyarakat Senayang yang egan menyebutkan namanya membenarakan hal itu saat dimintai keterangan oleh awak media JejakSiber.com.
"Kami sangat menyayangkan, kok pasar yang dibangun Pemerintah malah dikuasai satu orang saja, seharusnya pasar itu dibuka untuk umum agar bisa meningkatkan perekonomian masyarakat Senayang sesuai perencanaan awal sebelum di bangun," ujar masyarakat Senayang itu.
Namun, sayang, berdasarkan pengakuan masyarakat setempat, pasar itu terkesan dijadikan milik pribadi.
"Akan tetapi hari ini kita melihat seolah-olah pasar tersebut dijadikan milik Pribadi, pasalnya pengusaha itu Pernah memberitahukan ke big bosnya yang berada diluar Senayang bahwa ia sudah membangun gudang Sembako," kata warga itu sembari menirukan perkataan pengusaha itu beberapa waktu lalu.
Menurut salah seorang yang mendengarkan percakapan tersebut, seorang pengusaha berinisial "A" yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa Gudang Pasar itu adalah milik Pemerintah Kabupaten Lingga.
"Ada apa ini? kami meminta hal semacam ini tak bisa dibiarkan," ucapnya.
Saat dihubungi awak media JejakSiber.com. melalu telepon selurernya membenarkan hal itu, "Ia betul, kita sudah menyewa pasar tersebut dengan biaya Rp.7 juta lebih per tahunnya dan telah dibayar melalui Kelurahan Senayang," pungkasnya.
Saat ditanya oleh awak media ini, "Apakah pembayaran itu ada buktinya?," lalu A menjawab, "Saya sudah bayar," kemudian awak media ini kembali bertanya, "Berarti ada yang bisa kami minta bukti itu bos?," tanya awak media ini.
"Saya sudah lupa, mau liat dululah, karena kwitansi itu saya tak tau lagi dimana saya simpan," kata A dengan nada sedikit terbata-bata, bahkan dia sempat menyebutkan, "Saya sekarang lagi sakit struk," katanya mengakhiri perbincangan melalui telepon selurernya. (Sandi)
Editor : Js