Foto : Kasdam XVIII/Kasuari Brigjen TNI Djoko Andoko mewakili Pangdam saat melihat kondisi prajurit korban penyerangan KST yang masih menjalani proses perawatan. (dok/Pendam) |
Sorong, jejaksiber.com - Terkait peristiwa penyerangan terhadap prajurit TNI yang dilakukan oleh Kelompok Separatis Teroris (KST) belakangan terakhir, Panglima Kodam (Pangdam) XVIII/Kasuari Mayjen TNI I. Nyoman Cantiasa angkat bicara.
Nyoman Cantiasa menegaskan pihaknya selangkah pun tidak akan mundur untuk menghadapi serangan dari KST yang dilakukan kepada pihak TNI.
Penegasan tersebut disampaikan Pangdam melalui Kapendam XVIII/Kasuari Kolonel Arm Hendra Pesireton disaat Pangdam melakukan klarifikasi bahwa KST bukan kontak senjata seperti yang diberitakan media melainkan Kelompok Separatis Teroris sendiri yang menghadang anggota TNI diperjalanan yang mau hendak memperbaiki jembatan penyebrangan pada 20 Januari 2022 lalu.
"Dari aksi oleh kelompok separatis teroris tersebut, selangkah pun kami tak mundur demi mempertahankan kedaulatan NKRI di wilayah Papua Barat," tegas Pangdam Jenderal berbintang dua itu melalui Kapendam, Senin (24/1/22).
Seperti yang pernah dilansir media ini bahwa peristiwa naas yang dialami 5 anggota TNI dari Yon Zipur 20/PPA diserang pada 20 Januari 2022 silam saat melakukan perjalanan menuju Kampung Fan Khario dan Kampung Kamat Distrik Aifat Timur Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat.
Kabupaten Maybrat Memanas, 1 Anggota TNI Gugur https://www.jejaksiber.com/2022/01/kabupaten-maybrat-memanas-1-anggota-tni.html
Sebelumnya, kelima prajurit TNI tersebut hendak memperbaiki jembatan penyebrangan yang dirusak oleh KST atau kelompok separatis teroris, yang mana jembatan tersebut adalah salah satu jembatan penyebrangan milik rakyat melakukan aktifitas.
Pangdam menyampaikan belasungkawa yang dalam kepada prajurit TNI, yakni Serda Miskel Rumbiak termasuk salah satu putra terbaik Papua yang gugur ditembak oleh kelompok separatis teroris atau kelompok kriminal bersenjata (KKB) Maybrat serta 4 anggota TNI lainnya yang mengalami luka berat dan ringan akibat peristiwa itu.
"Empat anggota TNI yang mengalami luka berat dan ringan saat ini sedang dirawat di Rumah Sakit Angkatan Laut," pungkasnya.
Berdasarkan hasil wawancara awak media ini dengan Sersan Darusman Silaen yang juga salah satu korban penembakan tersebut mengatakan, mereka dihadang dan langsung ditembaki dari jarak kurang lebih 60 meter.
"Kami bukan kontak senjata dengan mereka (kelompok kriminal bersenjata-red), kami dihadang langsung ditembak dari atas bukit yang jaraknya kurang lebih 60 meter," ujar Sersan Darusman sembari menceritakan terjadinya peristiwa naas itu.
Lanjut Darusman, "Saat mereka menembak, kami bertiga langsung melompat dari atas mobil bak terbuka, satu teman kami bertahan di atas mobil, dia kena tiga kali tembakan, saat saya melompat saya sudah kena, perut sebelah kiri saya ditembus peluru, peluru atau proyektil masih bersarang dalam lambung kiri saya, menunggu operasi," jelas Sersan Darusman Silaen menuturkan peristiwa yang ia alami.
Dari peristiwa itu, Kasdam XVIII/Kasuari Brigjen TNI Djoko Andoko mewakili Pangdam terbang dari Manokwari ke Sorong melihat secara dekat 4 anggota TNI korban penembakan yang hingga saat ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Angkatan Laut. (Jos)
Editor : Js