Foto : Hasil pengerjaan proyek pembuatan sumur bor pemadam kebakaran di Bagan Batu. (dok/iloeng) |
Rohil, jejaksiber.com - Proyek pembuatan sumur bor untuk pos Pemadam Kebakaran (Damkar) di Bagan Batu, Kecamatan Bagan Sinembah yang menelan APBD Rohil 2021 sebesar Rp.179.112.000,- (seratus tujuh puluh sembilan juta, seratus dua belas ribu rupiah) itu diduga menyalahi teknis.
Mirisnya, pengerjaan proyek tersebut terkesan tanpa pengawasan dari Konsultan pengawas.
Berdasarkan pantauan awak media, Sabtu (30/10/2021) pagi di lokasi pembangunan sumur bor lengkap dengan menara tandon air yang dikerjakan oleh CV. Bintang Maju itu, tampak lagi proses finishing, meski sudah lebih dari 60 hari.
Volume air terlihat kecil saat keluar dari pipa pembuangan dari tandon air itu, bukan tanpa sebab.
Pasalnya, pipa dari mesin pompa celup hingga ke permukaan menggunakan pipa PVC ukuran 1,1/4 inchi.
Namun pipa yang untuk ke atas tandon air malah menggunakan pipa ukuran 2 inchi.
Saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya terkait teknis pipa tersebut apakah benar atau menyalahi?, M. Yusuf selaku Konsultan pengawas, awalnya konsultan dari CV. Uniform Consult itu terlihat ragu-ragu untuk menjawab, hingga akhirnya mengatakan bahwa secara teknis dorongan air akan melambat.
Namun, ketika ditanya apakah pengerjaan itu menyalahi atau tidak?, Yusuf belum bisa memberikan keputusan dan berencana akan mengecek ke lokasi setelah pengerjaan selesai.
Sejatinya, konsultan pengawas harus melakukan pengawasan pada saat pengerjaan, bukan setelah selesai pekerjaan baru dicek.
Salah satu warga Bagan Batu, Radisman Saragih, S.H. yang juga merupakan Ketua Badan Perkumpulan Solidaritas Rakyat Untuk Keadilan Pelayanan Publik (SRKP) menyayangkan pengerjaan proyek sumur bor tersebut yang terkesan asal-asalan.
Dan bahkan, pada Jumat (29/10/21) malam kemarin, ia melihat pengerjaan itu dilakukan malam hari tanpa penerangan dan terkesan terburu-buru.
"Tadi malam mereka kerja, kalau tidak salah masang tangga, pipa dan lain sebagainya tanpa lampu penerangan, dari awal saya sudah menduga pengerjaan ini terkesan atau diduga asal-asalan," kata Radisman.
Lanjut Radisman, bahwa pengerjaan sumur dan sarana air untuk kepentingan Pemadam Kebakaran itu seharusnya perlu ketelitian, karena sangat dibutuhkan bagi masyarakat banyak terlebih saat terjadi musibah kebakaran.
"Sudahlah mobil Damkar tidak ada yang standby, ditambah air juga seperti ini, yang kita takutkan apabila terjadi musibah kebakaran, kehabisan stok air, sehingga petugas Damkar terpaksa mengambil air di parit-parit lagi. Harapan kita sebaiknya diperbaiki, apa yang salah dan yang kurang, kalau tidak diindahkan juga, pihak penegak hukum sudah seharusnya melakukan investigasi di lapangan," ujar Ketua Badan Perkumpulan Solidaritas Rakyat Untuk Keadilan Pelayanan Publik itu.
Hingga berita ini diterbitkan, pelaksana pengerjaan, Badri yang dikonfirmasi melalui WhatsApp nya, saat ditanyakan apakah memang seperti itu besteknya?, belum memberikan jawaban.
Sementara, berdasarkan informasi yang diperoleh, gambar bestek pengerjaan sumur bor itu sepanjang 150 meter dengan rincian diameter menggunakan pipa galvanis 2 inchi dari kedalaman 150 hingga 70 meter.
Sedangkan sisanya sepanjang 70 meter hingga ke permukaan tanah menggunakan pipa galvanis 4 inchi.
Mesin pompa celup dari gambar bestek berada di kedalaman 70 meter, persis di sambungan antara pipa 4 inchi dengan pipa 2 inchi.
Sedangkan pipa buangan dari mesin pompa menggunakan pipa PVC ukuran 1,1/4 inchi.
Namun dalam pelaksanaannya, pipa PVC ukuran 1,1/4 inchi, pada dasar menara tandon air disambung dengan pipa PVC ukuran 2 inchi ke atas menara tandon air.
Dengan demikian, jelas saja tekanan air menjadi lemah untuk naik ke atas tandon air tersebut. (iloeng)
Editor : Js