Foto : Petugas Bea Cukai saat melakukan operasi cukai di berbagai tempat. (dok/hum) |
Batam, jejaksiber.com - Dalam rangka menekan peredaran rokok dan minuman keras (miras) ilegal, Bea Cukai Batam melaksanakan serangkaian operasi cukai (Opcuk) di beberapa titik di wilayah kerja Bea Cukai Batam.
Dari hasil kegiatan tersebut, petugas yang melakukan operasi berhasil mengamankan barang hasil penindakan sebanyak 63,44 juta batang rokok ilegal dan 553,1 liter miras ilegal, dengan total nilai barang Rp.65,8 miliar.
Dari estimasi nilai barang tersebut, berpotensi merugikan negara hingga Rp.42,15 miliar.
Ambang Priyonggo selaku Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Batam menjelaskan bahwa peredaran rokok dan miras ilegal dapat menyebabkan persaingan yang tidak sehat antara produsen legal dengan yang ilegal.
"Oleh karena itu, pemerintah hadir dan berkomitmen untuk memberantas peredaran rokok ilegal," kata Ambang Priyonggo, Senin (18/10/21).
Lanjut Ambang menjelaskan, selaras dengan program "Gempur Rokok Ilegal" yang diinisiasi oleh Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk melaksanakan kegiatan pemberantasan rokok ilegal secara serentak dan terpadu se-Indonesia.
Menindaklanjuti hal itu, Bea Cukai Batam melaksanakan berbagai strategi dan operasi, seperti operasi pasar atau Opcuk dengan call sign "Gempur" pada tanggal 16 Agustus 2021 sampai dengan 9 Oktober 2021 lalu.
"Selama periode opcuk, Bea Cukai Batam berhasil melaksanakan penindakan pada 20 tempat berbeda, seperti di wilayah Sekupang, Batam Center, Punggur, Bengkong," jelas Ambang.
Berdasarkan hasil penindakan di 20 tempat tersebut, Bea Cukai Batam berhasil mengamankan berbagai merek rokok dan miras ilegal.
"Rokok ilegal berhasil kami amankan sebanyak 64.331.764 batang, sedangkan miras ilegal berhasil diamankan sebanyak 553,1 liter, dengan nilai barang Rp.65.801.581.948,00 dan potensi kerugian negara yang ditimbulkan sebanyak Rp.42.154.436.846,00," pungkas Ambang.
Kegiatan operasi cukai tersebut dilaksanakan sebagai wujud nyata dari tugas Bea Cukai dalam rangka menekan peredaran rokok ilegal yang dapat mengganggu keberlangsungan industri hasil tembakau yang legal, juga peredaran rokok ilegal dapat berimbas pada kesejahteraan masyarakat.
"Karena peredaran rokok ilegal mempengaruhi penerimaan cukai hasil tembakau yang pada akhirnya juga akan berimbas pada penerimaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) di tiap daerah penghasil tembakau," tutur Kepala BC Batam.
Di sisi lain, DBHCHT sangat berperan penting dalam pembiayaan kesehatan, penegakan hukum, dan kesejahteraan petani maupun pekerja di sektor Industri Hasil Tembakau.
(Js)